Kitchen Nightmares


Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Documentary
Pernah denger nama Gordon Ramsay? Ramsay ini di negaranya, UK, dikenal sebagai seorang super-chef yang juga selebritis. Bagaimana nggak, semua restoran yang ia bidani berhasil mendapatkan rating-rating yang bagus dimata para food-critics, termasuk, dari satu institusi yang dijadikan barometernya kualitas restoran dunia oleh para epicurean: Michelin Guide. Selain itu, rupanya Ramsay juga memiliki bakat selebriti yang cukup akut, terbukti dengan dibidaninya acara-acara masak yang dibawakannya dengan gaya yang khas; vulgar!

Baik itu acara The F-Word, Hell's Kitchen, maupun Kitchen Nightmares, semuanya penuh dengan pertunjukan ego Ramsay dalam mengungkapkan pendapat-pendapatnya, termasuk dalam penggunaan kata caci-maki. Ramsay bahkan tidak akan segan-segan melempar piring ke badan chef arahannya, jika ia anggap makanan yang dimasak itu salah atau gagal!

Namun dibalik pertunjukan sifat vulgarnya ini, Ramsay sebenarnya sangat piawai dalam mengurus restoran, dan ini ia tunjukkan dengan baik dalam serial "Kitchen Nightmares" ini, dimana ia pergi berkeliling negara untuk mencari restoran-restoran yang kinerjanya buruk, dan berada diambang kebangkrutan.

Ramsay akan datang ke restoran bermasalah tersebut, dan mulai dengan memposisikan diri sebagai pelanggan biasa. Ia kemudian akan membuat komentar awal mengenai makanan dan manajemen restoran tersebut, sebelum akhirnya terjun langsung ke dapur untuk melihat isi "jantung" restoran tersebut. Kemudian iapun akan menyusun rencana yang tegas dan keras terkait manajemen SDM, manajemen restoran, perubahan menu, serta branding & positioning, dalam usaha memperbaiki kinerja restoran tersebut; hal yang tak jarang mengakibatkan pihak yang terlibat menjadi pucat-pasi, atau malah meledak dalam amarah.

Namun dibalik semua kericuhan yang ditimpakannya kepada para kru restoran (termasuk owner dan manajer), setelah Ramsay turun-tangan disana, biasanya si restoran mengalami perbaikan yang significant baik dalam kualitas, penghasilan, maupun kerjasama tim.

Selain dari kelucuan dalam menyaksikan bagaimana Ramsay berkomentar, atau melihat bagaimana tingkah-laku para kru didepan super-chef ini, Ramsay tak lupa membagikan pula ilmunya dalam mengelola restoran secara benar; suatu ilmu yang sangat berguna. Disini penonton juga jadi mengetahui sedikit-banyak mengenai manajemen pengelolaan restoran; mendidik sekaligus menghibur; gw suka acara-acara TV yang seperti ini.

So, guys and gals, either kalian tertarik dengan dunia masak, ingin membuat restoran sendiri, atau sekedar gemar makan di restoran, acara TV yang satu ini wajib jadi santapan dikala senggang.

Tapi kalau soal jam tayang di Indonesia ya maaf-maaf saja, karena afaik ini sangat tergantung kepada seberapa cepatnya koneksi internet anda =). (bay)

14 comments:

Lala Lumunon said...

Ha! Gue seneng nih nonton bapak ini di AFC.

Miya . said...

buJeng..mo MasaK aPPe peLamPiaSAn Bad Mood ? pake ngomel segala

Bayu Amus said...

All-out Fighting Championship? =)

R L said...

kalo gw bilang, persona pak ramsay yg vulgar itu dihiperbolain buat bikin tontonan menarik. dasar ngamukannya memang ada, tp utk konsumsi tv dibikin lbh heboh. apalagi persona ini udah jadi cap yg bisa dijual, sama kyk nigella itu seksi, jaime itu si working class boy yg supel.
tp gw mengerti bgt sih krn dunia perkokian itu kan high pressure. apalagi di luar & udah kelas kakap kyk si pak ramsay ini. salah ngebumbuin dikit musti ngulang dr awal, pengunjung keburu gerah. belum lagi emang atmosfir di dapur kan panas (harafiah & kiasan hehe).
kalo liat si gordon di luar konteks memasak, temperamennya manis bgt hehe.

Armand Harris said...

emang ada streamingnya bay ?

FORT COMMANDO said...

Gw nonton Hell's Kitchen di Mly. Oke bgt acaranya. Gw jd tau hcticnya dapur restoran. Lah gw aza yg cm msk nasi goreng hectic bgt....hehehehe......

Evimeinar Nasution said...

I hate this show... Gak tahan denger swearingnya

Lala Lumunon said...

Asian Food Channel

Victor Lumunon said...

AFC itu channel favorit gua, kecuali kalau si Ramsay muncul. Ngga' tega... masak dah capek-capek masak malah dilempar ke kali?

Bayu Amus said...

dan dia ngalamin sendiri muka dilempar makanan ama head chef, sambil jadi tukang masak tapi gak mampu beli makan, nggak dianggap sama sekali di resto2 tempat dia belajar, dijegal sama colleagues, dll. ada bocoran bukunya di situsnya dia tuh, seru.

tapi yang gw liat segimanapun nyebelinnya dia dalam bertindak, semuanya make sense koq... gimana resto mau maju kalau manajernya sendiri yang self-sabotage(s01ep01)? owner kalah sama staff (s01ep03), chef nya bodo, jorok, tapi sombong (s01ep04)? jadi bombastis dikit gapapa lah hehehehe

Bayu Amus said...

dan kebayang gak, sebagian dari mereka ngelakuin itu semua nyaris seharian, tanpa sempet duduk? stamina jelek KO deh... =)

Bayu Amus said...

yang saya tonton kena "bleep" semuah =)

Bayu Amus said...

masih mending dilempar ke kali tor, Ramsay ma gurunya ditamparin makanan panas ke mukanya... padahal yang salah bukan dia juga.

lessons: jangan manja kalo mau jadi chef "beneran"

kecuali kalo dia gw undang ke rumah trus masakan spaghetti gw dia lempar ke selokan nah, ini siap2 aja digulung... hehehehehe

FORT COMMANDO said...

Serieus ngga' pake duduk ???? Salut lah bwat orang2 dapur

Appearances