We choose cheeses from what is in season and in the best condition, and we provide detailed cheese notes to chew on.
Every Masterclass contains around 700g of freshly cut and individual cheeses (enough for 6-8 people) PLUS a pack of our own The Fine Cheese Co. Crackers (a different one every month) and tasting notes. Our monthly Masterclass arrives on the first Thursday of each month, ready for the weekend.
Ini salahsatu jualannya Times Selects bagian Food, berjudul "Cheese Masterclass". Program ini menawarkan paket "berlangganan" aneka keju kualitas tinggi yang dikirimkan dengan variasi berbeda-beda tiap bulannya. Suatu konsep yang menarik, apalagi bagi para epicurean yang doyan berpetualang rasa. Paket datang, undang temen-temen, buka wine (atau cola =), small party deh, sambil ningkatin wawasan kuliner soal per-kejuan.
Keju, adalah produk turunan dari susu yang kemudian ditambahkan kultur bakteri / ragi sesuai jenisnya, sehingga kemudian terjadi perubahan fisik dan rasa susu. Walaupun diperkirakan ditemukan di daratan Timur-Tengah, budaya pembuatan keju ternyata lebih ditekuni oleh bangsa-bangsa Eropa dan Mediterania.
Jenis keju umumnya dibedakan berdasar usia; muda (fresh, mild, soft), sedang, dan tua (keras). Umumnya tingkat kompleksitas dan intensitas rasanya pun ditentukan berdasarkan usianya ini; semakin tua, semakin intense. Kecuali, beberapa jenis keju khusus misalnya Blue Cheese. Walau merupakan keju muda, namun karakter rasa yang ditimbulkan oleh jamur blue molds cenderung menimbulkan rasa yang kuat pada keju.
Di Asia Tenggara, sayangnya, produk seperti "Cheese Masterclass" ini tidak ditemukan. Kalaupun ada, harganya premium. Ini terjadi karena kembali kepada lokasi negara-negara produsen keju tersebut, yang kebanyakan berada di daratan Eropa. Apakah Asia sama-sekali tidak memiliki jenis keju yang khas?
Di tataran Asia Barat, budi daya keju bisa ditemukan berkembang pada masyarakat India dan Nepal. Sedangkan budi daya keju di tatar Asia Timur/Tenggara, nyaris tidak dikenal keberadaannya, kecuali di beberapa negara saja yaitu Jepang, dan Philipina. Jepang memiliki jenis keju yang dinamakan "Tenshi Cheese", dan "Sakura Cheese". Jenis yang terakhir tersebut merupakan kreasi yang relatif baru, berbahan dasar susu sapi yang diberi perasa dari daun cherry gunung, dan memenangkan medali emas pada Mountain Cheese Olympics; perlombaan penciptaan keju internasional di Swiss. Keberadaan keju di Jepang sendiri, konon masuk pada masa Imperialisme Eropa dibawa oleh pelaut dan pendatang Eropa. Philipina, memiliki sejenis keju lembut bernama "Kesong Puti", sejenis cottage cheese yang dibuat dari susu Kerbau.
Bagaimana dengan Indonesia? Sejauh ini kalaupun ada produksi keju di Indonesia, rata-rata baru sekedar menganut gaya keju standar semisal Cheddar atau Gouda. Sebenarnya dengan potensi kuliner yang sedemikian kaya nya, keberagaman flora yang konon termasuk terbanyak di dunia, seharusnya Indonesia bisa turut menyumbangkan hasil karya keju khas Indonesia pada peta per-kejuan internasional. Keju Balado dari Padang misalnya, Keju Kumis dari Betawi, Keju Samara dari Sunda, Keju Keluwak dari Jawa, Keju Serai, Keju Kemangi, Keju Kuda Liar, atau bahkan, Keju Duren! Ditambah dengan masa simpan keju yang lumayan lama, keju bisa menjadi komoditas ekspor yang baik sekaligus khas. Ada yang berani mencoba ber-eksperimen?
Siapa tau saja suatu saat, Indonesia bisa mejadi salahsatu daerah tujuan wisata kuliner / fine dining / cheese tasting Internasional juga. (bay)
2 comments:
nice idea!!!!!!!!!!!!!!! :)
great idea...
mungkin karena hidung lidah indonesia kurang biasa dengan rennet..
kalau tentang blue cheese, jenis jamur yang digunakan apa yah?
Post a Comment