R.M. Purbasari


Rating:★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl. Raya Cipacing Km. 20, Rancaekek, Jatinangor, Sumedang. Telp: (022) 7798862
Setiap kali hendak mengunjungi gudang di Rancaekek, R.M. Purbasari ini menjadi tempat makan tetap kami – saya dan Brutus. Bukan berarti tempat ini adalah satu-satunya rumah makan enak di sepanjang jalan Cipacing menuju gudang. Tapi, entah kenapa, selalu saja berhenti untuk makan pasti di sini.

Begitu datang, memilih meja, waiter akan langsung mengantar setumpuk aneka masakan khas Sunda. Gorengan jeroan (usus, limpa, babat, paru, otak) sapi, tahu-tempe goreng, aneka oseng jamur (mulai dari jamur kuping, jamur merang, hingga jamur tiram putih), hati sapi masak pedas, oseng oncom, dan sebagainya. Nasi putih sebakul, dan lalap sambal.

Karena bukan penggemar masakan Sunda, maka setiap kali ke sini biasanya saya hanya mengambil otak sapi goreng, dan beberapa pilihan oseng jamur. Sesekali saya menyicipi gorengan jeroan yang lain. Tapi, karena rasanya yang cenderung manis – karena sebelum digoreng telah dibumbui terlebih dahulu – saya kurang suka. Kalau otak sapi gorengnya, hanya dibalut telur kocok. So, it still taste good lah, menurut saya. Sambalnya juga sebenarnya enak, kalau saja mereka tahan untuk tidak membubuhi sedikit gula di dalamnya. Komposisi cabe, tomat dan terasinya sebenarnya sudah pas. Tidak terlalu pedas, terasinya tidak terlalu menyengat, dan tomatnya tidak membuat terlalu basah. Sayang saja, manis. Huh. Lantas, oseng jamurnya. Ada pula rasa manis yang tipis di belakangnya. Duh. Tempe gorengnya, tentu saja tidak manis. Tapi terlalu garing. Saya lebih suka tempe yang digoreng tidak sampai kering.

Ya, sebenarnya masakan di sini enak kok – secara umum. Kalau saya terlihat agak mengeluh, itu lebih dikarenakan citarasanya yang agak sedikit manis. Selain itu, sayangnya, tempat ini tidak pernah menyediakan masakan yang hangat. Semuanya adem. Ayem.

Contekan dari bon tagihan: Nasi (3.5K per-pax), ayam goreng (10K), usus goreng (8K), otak sapi goreng (8K), tempe goreng (0.5K), oseng jamur (6K), lalap sambal (2K). Harga belum termasuk PPN 10%. Bukan harga yang murah juga sebenarnya, biarpun juga tidak bisa dibilang mahal. Ah, next time, saya coba ajak Brutus nyobain ke tempat makan lain aja deh.



ADE-licious-o-meter:
Taste: 5 of 10
Food Presentation: 5 of 10
Service: 6 of 10
Hygienic Level: 6 of 10

2 comments:

Aki JUWARA said...

"Sambalnya juga sebenarnya enak"
(Pasti ada yang kurang ya?)


Masakan Sunda harus punya Sambal yang menonjol......
baru bisa punya nama. Seperti Cibiuk, Ampera, Laksana, Boboko, Dll.
Lucunya?, Orang sunda banyak yang suka Masakan rasa manis???
padahal Orang Jawa-lah yang terkenal suka manis.

Tambahan: masakan Sunda yang panas cuman Nasinya!

harganya lumayan juga ya?

Thanks! Nice Posting!

Ade Putri Paramadita said...

Iya, sambalnya sebenarnya enak kalau nggak ditambahin gula. Ada rasa manis (yang tipis banget sih) di belakang, which I don't like. Maklum, saya Jawa-palsu; nggak doyan manis.

Uh, I love Cibiuk!!! Sambalnya top notch!

Appearances