Bogor Tour 2003, Bagian Kedua
Masih cuplikan dari Bogor Tour di tahun 2003, melanjutkan bagian pertama
Sabtu 30 Agustus 03
Bogor Tour, Bagian Kedua.
Sukasari
Kendaraan kita parkir di dalam pelataran sempit diantara penjual
rupa-rupa makanan dan barang. Sekilas kelihatan ada tukang buah,
gemblong, orang minta sumbangan, plus pembeli yang lalu-lalang.
Roti Unyil yang asli ada disini, di toko paling kiri. Sayangnya waktu
itu sebagian besar pilihan sudah habis jadi saya pribadi sih nggak
napsu buat beli-beli. Santi dan Anna kelihatannya masih tertarik...
mungkin karena roti dengan irisan keju yang bombastis di ujung display?
Asinan Gedung Dalam dijual di selang satu toko setelah Roti Unyil,
disini pun kita beli dua macem asinan; sayur, dan buah. Kelihatannya
yang satu ini lebih 'industrial', walau menurut Yohan untuk proses
mereka tetap pakai cara tradisional.
Ditengah-tengah perjuangan beli-beli, beberapa anggota sepertinya
menghilang... selidik punya selidik ternyata Patrick sedang anteng
menunggu giliran menjajal lumpia basah di gerobak dekat pintu masuk
parkiran. Sementara Adi kemudian datang membawa segelas Es Pala yang
gile segernya.... nyammm....
Lumpia basahnya dimasak memakai bara arang, isinya terdiri dari rebung,
tauge, telur, dan beberapa macam bumbu. Tingkat kepedasan dikontrol
melalui jumlah sambal yang disertakan dalam penggorengan. Lumpia basah
ini disajikan dengan dibungkus daun pisang dalam bentuk persegi, tidak
seperti lazimnya Lumpia Semarang yang digulung. Rasanya? enak! mungkin
karena sudah lama juga saya nggak nemu lumpia basah, tapi memang
bumbunya terasa pas dan komplit.
Setelah beres cicip cicip lumpia, kita lalu beranjak ke RM Karuhun
dekat parkiran. Mereka memiliki dua macam hidangan andalan; Gepuk
Karuhun, dan Ikan Mas Balita.
OMG... nulis ginian bikin gw laper berat!! [droll...] he he
Gepuk (or biasa orang jawa bilang Empal daging) dijual dalam itungan
boks berisi sepuluh, sementara Ikan Balita nya dalam boks juga.
Harganya sedeng, tapi kita liat nanti apa worthed atau nggak.
Di perjalanan kembali ke tempat parkir, Yohan bilang kalau Alpukat
Mentega yang khas Bogor juga sedang ada, jadi buat yang doyan dianjurkan buat beli.
Beberapa anggota ketauan ternyata memborong sejumlah macam oleh-oleh
disini... Untung saya udah kenyang, karena kalau nggak pasti ikutan
kalap...
Btw, pisang tanduknya juga dahsyat2... jadi kangen pisang goreng
buatan ibunda tercinta...
Asinan = 6K/bks
Roti Unyil = .8K/pc
Gepuk Karuhun = 55K/box (10pcs)
Ikan Mas Balita = 45K/box
Alpokat Mentega = 10K/kg
Es Pala = 1K/gls
Lumpia = ?
Selanjutnya dari sini kami beranjak ke kediaman Yohan untuk menjajal
masakan sang ibunda yang katanya ngetop dengan empat jenis sambal super
nya.
Kediaman Yohan, Villa Indah Pajajaran
Keseluruhan acara sulit untuk digambarkan dengan akurat karena itu
saya ambil intisarinya saja ya? =)
Dan silakan membayangkan saja untuk bagian yang satu ini, karena
denger-denger Yohan belum ada rencana buat mangkal jualan masakan Jawa Timur an. he he he he he
Highlight dari acara kita hari itu, beragam hidangan yang disiapkan
Yohan mulai dari tempe dan rempeyek kacang buatan sendiri, tahu goreng
kering, krupuk udang panggang, stick kerupuk udang, pecel mujair, telur
bali(?), botok lamtoro, pepes tongkol pedas, pepes tongkol mangga muda,
ikan asin, sayur asem, lalapan, ikan mas balita, gepuk karuhun, dan
empat macam sambel; sambel bajak, sambel petis, sambel mangga muda,
sambel tongkol!
Perut yang sudah penuh ini ternyata tiba-tiba berubah pendirian karena
hidangan yang luar biasa ini. Saya yang sudah kekenyangan saja malah
nambah...
Diantara sekian banyak kejutan tersebut, saya milih pepes tongkol yang
pakai mangga muda sebagai personal favorit, karena rasa masam nya
benar2 balancing sama rasa tongkol yang gurih.
Juga Pecel Mujair nya yang cukup garing, gurih namun tidak anyir, dengan sambal yang tidak terlalu pedas.
Rempeyek nya juga renyah dan gurih, susah kl mau nyari bandingannya di pasaran nih...
Gepuk Karuhun nya memiliki karakter rasa kelapa yang cukup kuat,
dengan rasa daging yang gurih namun tidak semanis gepuk "NYong" (Ny. Ong )
Bandung. Tekstur dagingnya juga lebih halus. Mungkin tengah-tengah
antara Ny.Yong dengan gepuk "Setuju" di daerah batas Cianjur -
Rajamandala.
Ikan Mas Balita nya berukuran sekitar sebesar jari tangan remaja (jari
saya), digoreng cukup kering namun tidak sampai jadi crispy. Kalau di
Bandung makanan serupa begini ialah goreng impun, dengan ukuran yang
lebih kecil namun dengan rasa dan tekstur yang mirip.
Dua2nya recommended.
Sambal2 nya jadi perbincangan ramai dan banyak yang lalu minta buat
dibawa pulang... Sedangkan saya sendiri, lidahnya waktu itu udah keburu
kalah sama pedasnya sambal petis buat bener2 bisa ngapresiasi sambel
lainnya.
Sekarang, biar nggak kepanjangan, nanti laporan masa rehatnya kita
lanjutkan di bagian ketiga ya...
About author: Bayu Amus
Bayu Amus is a gastronomic storyteller and Food Experience designer. He pens food articles for travel magazines, speaks on food events, and was part of the team who compiled Makansutra Indonesia 2013, the pocket book which showcases Bali’s best street food. Contact him through epicurina@gmail.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment