Dutch Family Restaurant Jakarta - Review

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: European
Location:Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan
Awalnya ialah ketika berkali-kali dalam beberapa minggu ini saya harus melewati jalan Ahmad Dahlan. Jalan yang merupakan jalan wajib dari metromini jurusan Blok M - Lebak Bulus ini, merupakan salahsatu tempat yang dianggap strategis untuk bisnis, terutama bisnis restoran.

Berbagai restoran kelas menengah hadir di daerah ini, diantaranya Bakmi Japos, Red Ginger, Tomodachi, dan juga beberapa waserba dan toko kue. Dan salahsatu yang terbaru yang cukup menohok mata ialah restoran ini: Dutch Family Restaurant. Untuk perbandingan, beberapa restoran yang berani menampilkan menu hidangan khas Belanda umumnya adalah restoran kelas "atas keatas" (sangat mahal), misalnya "Golden Memories" di Kemang sono, sedangkan restoran ini memakai tagline "Halal, Enak, Murah".

Karena penasaran maka akhirnya saya, Mayang dan Lia menyempatkan diri untuk mencoba restoran ini. Begitu datang, karena waktu itu ialah akhir minggu, maka tempat parkir cukup sulit. Hal ini cukup kontras
dibandingkan restoran-restoran sebelahnya yang kelihatan sepi pengunjung. Ini merupakan suatu pertanda baik karena banyaknya pengunjung secara tak langsung mencerminkan sesuainya rasa dengan selera pasar.

Sewaktu kami hendak masuk pun ternyata hanya tersedia beberapa meja kosong saja, dan kamipun bergegas menempati satu meja yang tidak terlalu strategis, namun kosong. Pelayanpun segera datang dan menghampiri kami dengan menu standar di kertas A4, yang sekaligus merupakan form pemesanan. Selain itu, ada juga beberapa menu spesial yang ditawarkan di menu terpisah, diantaranya Ikan kukus, dua macam Steak Sapi, dan Iga Sapi.

Harga yang ditawarkan memang murah, karena umumnya berkisar dibawah Rp. 10.000, namun porsinya pun memang bukan porsi makan kenyang. Untuk menu khas Belanda pun ternyata banyaknya dari kelas snack, diantaranya Bitterballen (9K/3pieces), Kroket dan Risoles (9K/piece).

Untuk makanan berat, sayangnya Ikan Kukus sudah habis, jadi cuma ada pilihan steak (27K something), Ribs (regular - 27K, special - 47K), beberapa menu Indonesian, sandwich, dan beragam side orders.

Untuk dua macem main courses (@15K), sandwich tuna ala HEMA (9K), bitterballen (9K), kroket (9K), kentang goreng w/ Belgian mayo, panekuk w. Maple syrup, Poffertjes, dua lemonade strawberry, teh kita, aqua, kita ngabisin sekitar 90 ribu bertiga, no tax (already included?), no tips, dan perut yang kenyang banget karena rata2 yang dimakan karbohidrat.

Dari segi rasa: cukup enak, walau nggak spesial tapi oke deh. Walau pilihan menu cukup beragam, tapi jangan berharap nemu hidangan-hidangan yang terlalu eksotik disini. Ditambah faktor harga yang cukup murah, tempat yang strategis, dan interior yang cukup nyaman, jadinya tempat ini termasuk acceptable. Lia ngasi point 7 buat overall performance, dan saya juga setuju.

5 comments:

Nadiah Alwi said...

hmmm...poffertjesnya enak tak?

Helene Fransisca said...

resto ini emang terkenal murah

Bayu Amus said...

lumayan... hmm... antara C+ sama B- deh =) kalo gak salah inget yaaaa nad

XXXX YYYY said...

Hhhmm,, ntar aku kasih tau ke Indo-Dutch community di Hawaii deh,, mereka suka nanya2 Dutch resto di Jakarta. Thanks ya ; )

Bayu Amus said...

Mungkin perlu dikasi tau soal Art & Curio Cikini juga, disana suasananya juga masih oldies... Dulu sempet ada Golden Memories di Kemang yang khusus bergerak di fine dining Dutch culinaire, tapi keliatannya sekarang dah tutup.

Appearances