Walaupun lantainya masih semi-tanah, dan posisinya disebelah selokan, tapi on overall kebersihan terjaga. Di depan warung dia biasanya bercokol warung nasi gudeg. Believe it or not, populasi warung nasi gudeg di Bandung ini relatif cukup tinggi, dibandingkan Jakarta apalagi. Rata-rata warung tidak permanen di sisi jalan yang lumayan ramai.
Balik ke warung mie ayam ini, pilihan menunya ada empat; terbagi atas dengan / tanpa baso, dan porsi normal / jumbo. Menarik. Sayapun memesan porsi jumbo (9K) supaya puas!
Pesanan datang tak lama kemudian. Ternyata status jumbo yang ditawarkan tidak basa-basi, dan sayapun mulai ragu apa kalau dihabiskan nggak bikin ngantuk nantinya di kantor? Ah ya su...
Tekstur mie agak keras dengan aroma terigu yang kuat, khas mie ayam gerobak. Tapi karakter rasanya mirip yamin mie ala chinese food. Toppingnya cukup lumayan melimpah dan isinya beneran ayam, bukan daging olahan kedelai yang banyak dipakai di mie ayam gerobak di Jakarta. Mungkin untuk menjaga keotentikan rasa, sambal yang dipakai tetap sambal "pasar", namun dari jenis yang branded sehingga masalah higienis dan kesehatan lebih terjamin (barangkali). Merknya "Sambal Sari Sedap", warnanya nggak se-oranye sambal pasar yang biasa dijual di pasar (tentunya) atau abang-abang keliling dalam jerigen. Rasanya? sinful pleasure! Enak euy! Masih setingkat lebih enak daripada sambel pasar biasa yang misterius itu.
Menemani mie ayam, kualitas baksonya lumayan, cukup crunchy walau rasa dagingnya kurang nendang. not bad lah buat kelas pinggir jalan. Hal yang juga menarik di tempat ini, adalah tersedianya aneka gorengan untuk menemani makan mie. Jadi inget kebiasaan masa sekolah dulu, abis pesanan mie ayam siap, nggak langsung santap tapi beranjak ke gerobak bakso malang dulu buat nambah "topping" mie ayamnya, biasanya nambah tahu sama baso kecil2 yang rasanya terigu vetsin doang. Luxurious lunch dimasa itu.
Kesimpulannya, walaupun dari segi rasa masih kalah beberapa level dibandingkan sama current champion, Mie Ayam Yunus di Pasar Tebet, dan masih satu level kalah enak dibandingin mie ayam seberang kantor, tapi kualitas cukup memuaskan lah, sambelnya juga lebih sehat, apalagi porsinya yang jumbo itu sangat bermanfaat bagi anda yang biasanya makan satu porsi mie ayam reguler dan perut masih meraung-raung.
Lokasi tepatnya ada di "atas" kampus Maranatha, sebelah gerbangnya Bandung International School, Gambrinus. (bay)
9 comments:
ini maksudnya apa yah...?
sharing dong.
thx
Maksudnya daging sintetis, tapi dibuat dari kedelai. Para tukang mie ayam biasanya make bahan ini untuk menyiasati mahalnya harga daging ayam. Penampilannya kalau sudah dipotong2 memang rada mirip daring, tapi tanpa adanya serat dan terlihat berongga. Ada produsen lokalnya di Indonesia: http://www.proteina.co.id/, tapi mereka baru fokus jualan di pasar-pasar tradisional, khusus kebutuhan mie ayam.
Tapi di websitenya itu ada nomer kontaknya barangkali berminat.
aman untuk konsumsi ga?
-----edited
kadang emang agak takut makan mie ayam abang2,karena ayamnya dengan penampakan tidak jelas.
link----page not found
Di data Depag sudah masuk daftar halal. Asumsinya, dari Depkes juga sudah lulus.
http://bimasislam.depag.go.id/bimasislam.beta/data/dfiles/Info%20Produk%20Halal%20web.xls
asli "mouth watering" lhooo..
ntar kalo ke sana nyoba ahh.. selain mie ada menu nasi ngga kang?
Nanti mampir aaaah kalo mudik. Jadi pengen mie ayam deh pagi2 gini...
Sayangnya nggak tria, tapi kalau toleran sama gudeg ala bandung, pesen aja di warung depannya. Sebelahnya juga ada nasi soto.
Iya ya... jadi pengen juga =D
TFS yah...boleh nih kalo ke Bandung....bikin ngiler aja........ ......
Post a Comment