Sate dan Sop Domba Afrika
Rating: | ★★★ |
Category: | Restaurants |
Cuisine: | African |
Location: | Jl. Gajah Mada, dekat Jl. Kejayaan. |
Suatu hari entah kenapa Olin dan Betty (adik sepupuku) tiba2 menyarankan untuk mencoba makanan tersebut. Anehnya pula suamiku yang biasanya tidak punya lidah advonturir, tiba2 malam itu juga menerima ajakan untuk makan sate domba. Ya udah jadilah kita makan sate domba Afrika di jl. Gajah Mada.
Melihat namanya sate domba Afrika, dalam benakku yang terlintas adalah bakalan ngelihat koki item asli dari Afrika atau minimal dombanya yang item2 kayak orang Afrika. Ngak tahunya sang koki adalah orang Cina dan dombanya udah ngak pada punya kulit alias udah diolah (jadi kagak tahu tuh domba hitam atau putih). Ya sudahlah...... yang penting masakannya khan bukan kokinya apalagi warna dombanya.
Tempatnya di emperan toko di jl. Gajah Mada. Yah.....yang namanya emperan toko, maka jangan diharapkan kebersihan adalah unggulannya. Pokoknya kusarankan bawa hand sanitizer untuk cuci tangan dan tisu basah adalah yang terbaik untuk mengelap sendok, garpu dan pisin (cawan kecil) bumbu yang disediakan. Biasanya aku tidak pernah akan memesan es teh atau minuman yang menggunakan es batu kalo makan di emperan toko, lebih baik berhati2 dengan es batu yang dipakai mereka. Sisanya.....yah, serahkan pada Tuhan deh. Makanya doa sebelum makan itu penting!
Namanya emang sate domba, tapi jangan berharap melihat sepotong tusuk satepun yang ada. Semua daging domba dipotong2 (bite size --- tidak terlalu kecil tapi tidak terlalu besar juga), dan dicampur dengan bawang bombay. Melihat penampilan masakannya, benar2 tidak menggugah selera. Dagingnya item2 kayak gosong dan bawang bombaynya udah menjeritkan kata "BAU MULUT". Tetapi begitu dagingnya disantap, ya Tuhan...............rasa enaknya 90%, sisanya UENAAAAAK banget!!!! Dagingnya tidak bau, tidak gosong, empuk tanpa kehilangan tekstur liat dagingnya dan paduan dengan bawang bombay emang TOP banget. Domba + Bawang Bombay = Surga Dunia. Daging domba yang 'rich' dipotong dan diimbangi oleh ketajaman rasa dan aroma dari bawang bombay, malah membuat perpaduan rasa yang 'nendang' banget' dalam mulut. Bawang Bombaynya walaupun terlihat segar sama sekali tidak bau karena sudah dimasak. Jadilah 3 porsi sate domba habis ludes dimakan 4 orang, pake acara mau ditambah lagi pula (untung dombanya keburu abis kalo enggak bisa2 diet gue gagal total). Dan yang bikin pengalaman sate domba ini semakin berkesan adalah BUMBU cocolannya. Pakai Mustard kuning dicampur sambel cabe (hati2, sambelnya rasa mercon alias pedes banget!) ditambah kecap manis. Ooooooh........I'm in heaven!
Kita juga memesan sop domba 2 porsi, sayangnya masakan ini gagal total di lidah kita berempat. Pokoknya rasanya, blah.......... ngak ada rasa! Bener2 jangan dipesan deh, rugi2in perut dan lidah. Begitu makan sopnya, rasanya sebel banget.
Oh ya, Olin kebetulan memesan pisang goreng, yang menurut kata sang penjual cocok banget untuk dimakan bareng sate domba. Dan ternyata pisang gorengnya emang enak. Tidak pakai terigu atau apapun (jadi tidak crispy) tapi rasa manisnya yang 'lembut' emang cocok untuk jadi dessert sate domba yang 'rich'. Berkat pisang goreng kekecewaan hati karena sop yang gatot agak terobati. Syukurlah!
Pokoknya tempat ini seharusnya mendapat review 4 bintang. Sayangnya karena sopnya ancur dan kebersihannya agak2 kurang ya......terpaksa jadi 3 bintang aja deh. Harga satu porsi sate daging domba adalah Rp. 35.000,-. Ada juga mereka menyediakan torpedo dan jeroan domba. Kita ngak berani mesan karena takut kolestolol, hehehehe........ Sop juga dibandrol dengan harga Rp. 35.000,-. Pisang goreng kalo ngak salah sekitar Rp. 10.000,- (isi sekitar 3 potong pisang yang diris 4 bagian. Oh ya menurut sang penjual, daging domba termasuk daging yang low kolesterol loh.
Apakah aku akan balik makan kesana? Tentu dong....... Apakah aku menyarankan makan disana? Siapkan aja lidah petualangan dan bersiap2lah dengan kondisi makan di emper toko, itu saja saranku. Selamat berburu!
Mau yang punyanya Haji Ismael (nah ini baru African asli) di Tanah Abang juga soal higienis keliatannya gak jauh beda mih. Tapi gw lagi ngincer yang di sebelah TransTV nih, belon sempet aja.
ReplyDeleteLow cholesterol? Info yang sering didengungkan sih karena cara masaknya yang cut most of the fat, jadi hasil akhirnya relatif low-fat dibanding kalau si daging dimasak secara lain.
Ikut....ikut......
ReplyDeleteMustard atau mayonnaise, Mbak? Kalau aku makan yang di Jl. Hayam Wuruk seberang bakeri Delisius sih dapatnya mayonnaise, sambal pedas dan kecap manis. Yumm. Terus, kalau di situ, sop dombanya enak banget. Mungkin perlu coba yang satu ini juga, Mbak Ria.
ReplyDeleteNice review, by the way :)
Dapetnya mustard (warnanya kuning dan rasanya emang mustard). Tapi kemungkinan sudah dicampur mayo karena rasanya sudah tidak segarang mustard aslinya.
ReplyDeleteTernyata ada juga Mayo (after 2nd visit) tapi tetap buatku lebih enak dicampur mustard karena asamnya mustard cuts through the richness of the meat. Lebih 'nendang' aja gitu loh...
Seberang jl. Hayam Wuruk ya jl. Gajah Mada. Mungkin tempatnya sama, karena (kalau tidak salah) sate domba di daerah Kota adanya cuma disitu, mbak.
ReplyDeleteTapi untuk membuktikannya, kita coba bersama yuk? Minta si Bayu (moderator) bikin event Epicurina Night lagi, hehehehe........
terima kasih ria atas infonya, kalo aku ke jakarta kusempatkan mapir kesana, salam dari samarinda.
ReplyDeleteSama2 mas Imam. Semoga review2 di Epicurina bisa membantu.
ReplyDeleteyg di sebelah trans; sux. yang di tanah abang; so-so lah, tapi pisang gorengnya mantab!
ReplyDeleteyang di gajahmada paling mantab, walaupun pisang gorengnya ngga enak
Oh, Gajah Mada paling matep? Harus nyoba dulu nih, biasa yang di Tanah Abang soalnya...
ReplyDeletewalaaaaaah reviewnya detil banget bikin kepengeeen, setiap hari bergelantungan di transjakarta ngelewatin tu sate domba tapi ngga perna sempet mampir. kapan2 bole tuwww, thanks reviewnya ya!
ReplyDeleteSama2. Semoga review2 di Epicurina dapat menantang Anda mencoba hal2 baru.
ReplyDelete