Food Note: Nasi Goreng depan Pasar Sederhana, Bandung

Di depan Pasar Sederhana, Bandung, kalau malem-malem biasanya sebagian area parkirnya berubah menjadi area jualan makanan. Selain dari tenda Sate dan Pecel Lele, ada satu tenda Nasi Goreng disini yang hadir tanpa merek. Tapi walau tanpa merk nggak berarti kualitasnya meragukan. Desas-desus yang beredar justru menginformasikan kalau di tenda ini kualitas nasi gorengnya above-average.

Setelah beberapa kali lewat dan nihil nggak nemu tendanya, bbrp malem lalu akhirnya ketemu juga tendanya, dan langsung mesen nasgornya satu porsi. Waktu ngobrol sama pemilik sekaligus tukang masaknya, ternyata mereka sempet bbrp lama nggak jualan gara-gara jalan keluar rumahnya sedang di-pelur (istilah Sunda untuk disemen ulang).

Di sebelah ketel penggorengan, bertengger satu wadah jumbo berisi saus berwarna hijau kekuningan. Waktu ditanya itu apa, oh ternyata bumbunya... Style nasgor disini adalah nasgor kecap. Selain dari nasgor terdapat juga Mie Goreng, dan Mie Rebus. Minimalist menu...

Pilihan nasgornya cuma dua: dengan atau tanpa sambel. Sebagai pecinta yang manis-manis dan lucu-lucu, sudah tentu saya milih yang tanpa sambel. Nasi yang sudah selesai digoreng, kemudian diberi topping sebagai berikut: ayam suwir berwarna kekuningan yang cukup generous, acar cukup asem, dan 2 pcs kerupuk udang. Porsinya sendiri lumayan.

Dari segi rasa, walaupun bertajuk nasi goreng kecap, namun karakter rasa kecapnya cukup-cukup saja dan tidak terlalu dominan. Walaupun penampilan bumbu mentahnya terlihat kaya bawang putih, namun ternyata karakter bawangnya lembut-lembut saja. Malah on overall kekuatan bumbunya juga sedang-sedang saja, cuma memang komposisinya yahud! Ayam suwir berwarna kuningnya cukup medok, dan porsinya bisa cukup dimakan sampai suapan nasi terakhir... suatu hak asasi yang jarang dimengerti para penjual nasi goreng tenda umumnya...

Oh ya, selain ayam, nasi goreng ini cuma mengandung telur. Jadi bagi mereka yang rada geuleuh dengan irisan baso tepung pada nasi gorengnya bisa bernapas lega. Kualitas nasinya juga bagus, dan karena cukup light maka ater-taste nya juga terbebas dari serangan leher berminyak atau rasa giung yang mengganggu.

Walaupun tadinya saya berharap karakter rasa yang lebih condong ke nasgor nya chinese food (gurih dan kaya kecap inggris), tapi untuk harga 9K all in all pengalaman makan nasi goreng Pasar Sederhana ini sama sekali tidak mengecewakan. Apalagi ayam suwirnya cukup melimpah.

Yang kurang? Pilihannya tentu. Soalnya kebayang kalau base nasi gorengnya aja udah enak seperti ini, mau diajak tempur sama sidekick lainnya pun pasti edun. Kalaupun nggak something fancier seperti udang dan seafood, minimal ati-ampela lah. Atau mungkin si mang yang jualan perlu diajak ke Banda Aceh sekali-kali, buat ngeliat gimana beragamnya jenis lauk yang bisa diikutsertakan sebagai teman makan nasi goreng. (bay)

5 comments:

FORT COMMANDO said...

NasGornya emang enak lho...........tp enakan yg di jln. Mangga

Iqbal Nugraha said...

dkt pasar sederhana itu sudh coba steak pasadena yang di ruko deket apotik? itu langganan saya kang, dari dulu sebelum pindah ke ruko itu. buat saya rasanya termasuk lumayan mantap untuk harga sekitar 30-40k per porsi.

Bayu Amus said...

ah yaa... dah lama banget nggak kesini... masih pake kompor arang?

next stop revisit deh =)

Bayu Amus said...

Baru denger desas-desusnya aja iq, termasuk list yang mau dikunjungi cuma belum sempet...

FORT COMMANDO said...

Terakhir mkn sech rasanya msh............qra2 3 thn yg lalu........hehehehe............

Appearances