Mengatasnamakan Perancis, terdapat aneka ragam item kuliner yang mendunia dan dianggap khas negara menara Eiffel ini. Sebut saja misalnya Escargot; makanan berbahan dasar siput jenis khusus yang diternakkan juga secara spesial. Atau Foie Gras; pasta dari hati angsa yang diternakkan secara khusus pula. Atau jamur Truffel alias emas hitam, dengan aromanya yang khas, langka, tumbuh jauh didalam tanah dan hanya bisa didapat pada musim tertentu dengan cara khusus pula. Dan jangan lupakan Wine serta aneka ragam Keju (walaupun dua terakhir ini lebih merata di kalangan negara-negara Eropa). Baru-baru ini, Perancis kembali membuat kejutan dengan menciptakan icon kuliner baru; Snail Caviar! dengan nilai nominal yang sama-sama mencengangkan mata.
Di sisi dunia lain, kita temui Jepang sebagai salahsatu kiblat kuliner dunia dengan ciri yang juga khas, dan tingkat kematangan budaya kuliner yang juga tinggi. Menyebut negeri ini, maka imaji para epicureanpun akan langsung teringat dengan makanan Sushi, Sashimi, Sake, Shochu, Wagyu Beef, Udon, Ramen, Gari serta aneka acar-acaran unik lainnya yang menggugah selera, atau dalam versi lebih umumnya; Sukiyaki, Teppanyaki, Teriyaki, Yakiniku, Hanamasa dan Hoka-Hoka Bento =D.
Bagaimana dengan Indonesia? Di kalangan Asia Tenggara saja, masakan Indonesia masih jauh kalah ngetop dibandingkan negara-negara tetangga yang sudah lebih dulu mempersiapkan diri untuk berkibar di kancah dunia internasional. Sebut saja misalnya negara Thailand. Siapa tidak kenal Tom Yum soup yang pedas segar itu? Vietnam dengan Pho nya? Malaysia dengan Laksa nya? Nasi Lemak? Singapura dengan Singaporean Chili Crab?
Sate (Satay) mungkin bisa dianggap sebagai salahsatu icon kuliner Indonesia yang sukses, walaupun masih mungkin suatu saat akan lebih dikenal sebagai Malaysian Satay, simply because negara tetangga ini lebih internationally exist. Atau mungkin juga Rijstaffel, "Nasi Rames"nya kalangan elite Belanda era pra-revolusi dulu, walaupun sekarang sudah semakin langka disajikan di dalam negeri, dan mungkin diluarpun hanya dikenal di kalangan yang lebih terbatas juga.
Namun apakah memang cuma segini potensi kuliner bangsa ini? Bagaimana dengan Pempek? Rendang? Gudeg?
Apakah ini diakibatkan karena Indonesia kekurangan kekayaan budaya kuliner?
Apakah karena resep masakan Indonesia sulit direproduksi secara internasional?
Apakah makanan Indonesia sulit disesuaikan dengan lidah dunia global?
Kelihatannya bukan karena hal-hal tersebut, tapi lebih kepada inisiatif kita sendiri yang kurang gigih memperkenalkan dan memperjuangkan kekayaan budaya kuliner negeri kita ini di kancah internasional. Atau jauh lebih mencintai makanan import dibandingkan makanan lokal? Kurang banyak yang bepergian jauh akibat tanah kelahirannya terlalu kaya dan mencukupi? Sehingga exposure internasional terhadap budaya kuliner Indonesia dari tahun ke tahun selalu marginal?
Walaupun Tahun Kunjungan Wisata 2008 sudah hampir lewat, marilah kita mulai berinisiatif mempromosikan makanan-makanan khas negeri ini, baik dalam memikat pelancong luar negeri untuk berkunjung, maupun dalam memperkenalkan kekayaan budaya kuliner kita ini ke manca negara. Caranya? Bermacam-macam... blogger melalui tulisan, fotografer melalui potret, dll. Siapa tau, pemerintah akhirnya terbangun dari tidur abadinya dan mulai serius mengurusi salahsatu pusaka bangsa ini, tanpa harus "ditegur" dulu melalui musibah-musibah internasional, semisal aneka klaim paten yang akhir-akhir ini banyak menggerogoti karya anak bangsa.
Ada yang punya saran kira-kira jenis makanan apakah yang bisa dijadikan icon kuliner Indonesia? Ditunggu. (bay)
12 comments:
Post a Comment