Warung Cepot Bandung - Review


Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Asian
Location:Pasirkaliki, Bandung
Niat kami kesini ialah biar saya bisa bandingin Te-O (Tutug Oncom) ditempat ini ama Te-O buatan Cikajang (mom's). Namun ternyata yang dicari sudah hilang dari daftar menu, jadinya kita kepaksa nyari alternatif lain yang sekiranya nggak repot dibikinnya, biar tetep bisa sinkron ama schedule. Dari beragam pilihan yang ada, ternyata rata-rata diberi nama yang unik dan nyeleneh misalnya: Gurame Kabeuleum (Gurame terbakar), Sate Udang Ngarengkol (Sate Udang meringkuk), dan Nasi Raramean (Nasi keramaian). Agaknya hal ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan maskot restoran yang kalau dalam pewayangan Sunda dikenal sebagai tokoh paling kocak.

Dari pilihan menu paket, akhirnya kita memesan dua macam menu; Paket nasi plus ayam, tahu-tempe, lalab, dan sambal terasi, sedangkan satunya lagi mirip, hanya saja ayamnya diganti oleh Gepuk Ny. ng, plus satu mangkuk Sayur Asem. Kedua-duanya dihargai sama; 15 ribu rupiah saja. Untuk paket Ayam ada beberapa pilihan menu ayam, namun Ade dan Agung tertarik dengan "Ayam Pejet Hejo"nya (Ayam gepeng hijau): ayam goreng yang dikepruk lalu dibumbui cabe hijau. Sebagai tambahan, Ida memesan juga Sambal Gandaria.

Mungkin karena kami dah kelaparan berat, rasanya makanan datang agak lama, padahal kalau melihat jam hanya sekitar 15 menitan. Sebagai penganan disediakan kerupuk aron (nasi) yang saya asumsikan gratisan.

Paket Nasi Gepuk datang duluan dengan porsi nasi sedang, dan sekeping gepuk Ny.Ong yang lezat. Dah lama sekali rasanya gak makan Gepuk, karena seringnya kalau di Jakarta nemunya Empal. Sambal yang disajikan juga rasanya enak, dan tidak sepedas sambal sadis RM Ampera.

Paket Ayam datang menyusul, ayamnya diletakkan terpisah di tampah bambu dalam wujud potongan dada ayam goreng yang dihancurkan dengan dikepruk, dilumuri saus bening dan potongan kasar cabai hijau. Cabai hijau yang dipakai ternyata hanya memberikan rasa hangat saja, bukan pedas yang menyengat. Hal ini memberikan sedikit "ketegasan" pada saus bening yang rasanya gurih dan cenderung manis. Walhasil setelah paket gepuk saya habis, dengan gembira saya bantu ngabisin porsi Ade yang cuma abis setengah karena keburu kenyang. Hidangan ini pun lalu saya habiskan sampai ke irisan cabai terakhir. Sambal Gandaria yang Ida pesan datang dengan potongan kasar Gandaria yang rasanya masam segar.

Secara keseluruhan, makanan yang kami pesan ternyata sama sekali tidak mengecewakan, Ade yang selera makannya rada selektifpun cukup merasa puas. Ayam Pejet Hejo nya unik, dan kelihatannya perlu ada kunjungan berikutnya buat menjajal menu-menu unik lainnya. Next time we're in Bandung perhaps. Anyone?

0 comments:

Appearances