Lawry's Prime Ribs

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Steak
Location:Plaza Senayan, Jakarta
Setelah survey sana-sini ketauan kalau menu disini yang worthed cuma Prime Ribs nya, dan yang ngebedainnya adalah cut nya, yang sekaligus nentuin berat dari steak yang terhidang.

Di hari-H nya, ternyata ketauan kalau Lawry's selama bulan Ramadhan itu punya paket Ramadhan special seharga 150K/pax. Dalam menu ini sudah termasuk 125 gr US Prime Ribs, pilihan Onion Soup atau Salad, satu macem side-dish, mashed potato / french fries, Yorkshire Pudding, dan Whipped Cream Horseradish atau parutan Horseradish segar. Untuk minuman disediakan juga gratis teh manis.

Gaya tempatnya kolonial banget, dengan nuansa antik dan elegant. Lawry's PS merupakan satu-satunya cabang Lawry's di Indonesia karena peraturan Lawry's Internasional menyatakan cuma boleh ada satu cabang Lawry's di satu negara. Disini terdapat juga Private Room dengan kapasitas 10 - 20 orang.

Onion Soup nya berasa mirip kuah semur... tapi ini ga berarti buruk, cuma saja kebetulan kita punya makanan yang mirip. Sementara saladnya diberi dressing yang luar biasa asem sehingga saya bersyukur sekali milih soup instead of salad.

Yang unik dari Lawry's adalah kereta dorong ribs nya yang terbuat dari stainless steel dengan gaya yang mengingatkan kita pada film "Metropolis" dari era baheula. Didalam kereta yang sekaligus merupakan tempat memasak ribs ini, berdiri rangkaian ribs yang megah (dan mahal) untuk kemudian dipotong oleh Carver sesuai potongan yang kita pesan.

Demi pengalaman, saya mesen yang dimasak medium-rare demi ngapresiasi rasa daging yang sulit ditemui di tempat lain ini. Akibatnya, sekeping besar daging yang hadir di meja saya masih memiliki warna merah muda segar dan agak-agak berdarah. Namun karena memang rasa dagingnya enak, nggak ada masalah dalam menghabiskan hidangan yang rada gory ini. Temen saya yang kemudian nyoba nganggap punya saya lebih enak dibandingin punya dia yang medium done.

Gimana cara Carver nya nyajiin daging berbeda kematangan ini dari rangkaian ribs yang cuma sebiji? Ternyata rahasianya ada di cara dia nempatin rack of ribs nya ini. Karena dipasang vertikal, maka untuk daging dengan kematangan well-done, Carver tinggal memotong daging dari bagian bawah rack, alias dasarnya yang langsung bersentuhan sama permukaan pinggan. Untuk bagian medium-well dia ngambil bagian atas rack, sedangkan untuk rare atau medium rare dia ngambil dari bagian tengah... Simple ya? Ga usah repot-repot masak satu persatu lagi, tinggal Carvernya aja harus jeli menilai bagian mana yang harus dipotong.

Sebagai side-dish saya milih "Creamed Spinach" yang tak lain adalah sayur Bayam cacah dicampur krim, dan rasanya cukup enak. Yorkshire Pudding, bukanlah sembarang pudding. Makanan ini bukan dessert tapi termasuk side-dish berkarbohidrat tinggi. Teksturnya mirip "Telur Kembung" dalam masakan Padang, dengan rasa yang tidak terlalu gurih dan lebih ke roti-rotian.

Hal unik lainnya ialah tersedianya "Whipped Cream Horseradish" yang merupakan versi ringan dari "Wasabi"nya makanan Jepang. Diluar dugaan ternyata rib steak dan krim tersebut berpadu rasa dengan baik.

Dari segi kualitas, it's really good. Tapi dari segi harga... keliatannya bukan konsumsi kuli web macem saya ni'... apalagi kalau sambil makan saya kerajinan ngitung berapa "Paket D" nya "Hoka-Hoka Bento", atau berapa porsi Pecel Lele bisa saya dapet buat sekali makan disana... He he he (bay)

0 comments:

Appearances